Museum Batik

Embrio lahirnya Museum Batik Pekalongan berasal dari gagasan yang terdapat dalam seminar batik Internasional pada festival batik kedua di Kota Pekalongan dengan tema “Batik dan Museum” yang membahas batik dari masa ke masa, mode, prospek pengelolaan, dan pemeliharaan batik yang diselenggarakan pada tanggal 15 sampai 18 September 2005. Inisiatif pun muncul dari Paguyuban Berkah yang dimotori oleh Iman Sucipto Umar untuk membangun museum batik yang berskala nasional yang memenuhi syarat. Insiatif tersebut menadapatkan apresiasi dari berbagai kalangan tokoh pecinta batik, bahkan dari Pemerintah Kota Pekalongan.

Dalam waktu yang singkat pembahasan secara detail dan intensif dilakukan sejak bulan Januari hingga bulan Juli. Terbentuklah Yayasan Museum Batik Indonesia yang melibatkan Pemerintah Kota Pekalongan, Yayasan Batik Indonesia, Paguyuban Berkah, Yayasan Kadin, Paguyuban Pecinta Batik Pekalongan. Berdirinya Museum Batik Pekalongan mewujudkan fungsi museum sebagai jendela kebudayaan dan jendela ekonomi. Jendela kebudayaan terwujud di dalam pelestarian dan sebagai sumber informasi kebudayaan dan nilai-nilai batik. Sedangkan jendela ekonomi terwujud di dalam industri dan usaha perbatikan yang meningkat. Selain itu, juga merupakan wujud tanggung jawab Pemerintah Kota Pekalongan yang mempunyai tujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat, memajukan seni dan budaya sekaligus mendukung tumbuhnya industri perbatikan.

Pada tanggal 12 Juli 2006, Museum Batik Pekalongan diresmikan oleh Presiden RI ke 6 Bapak Soesilo Bambang Yudhoyono, bertepatan dengan perayaan Hari Koperasi ke-59 secara nasional yang dipusatkan di Kota Pekalongan. Ini menjadi sejarah baru bagi Kota Pekalongan di mana baru pertama kali sejak Negara Indonesia merdeka Presiden Republik Indonesia berkunjung ke Kota Pekalongan.

Berdirinya Museum Batik Pekalongan bukan semata-mata sebagai refleksi batik Pekalongan melainkan batik Indonesia, karena komunitas yang memelopori berdirinya dan mengelola Museum Batik Pekalongan merupakan komunitas batik yang anggotanya berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Selain itu, koleksi yang terdapat di Museum Batik Pekalongan juga berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, bukan hanya berasal dari Pekalongan.

Museum ini bertempat di Jalan Jetayu nomor 1 Kota Pekalongan. Gedung yang ditempati merupakan bekas Kantor Walikota Pekalongan yang dibangun sejak awal abad 20. Gedung ini dipilih karena merupakan bukti bisu dari sejarah kekuasaan Kolonial di Pekalongan. Ini dikarenakan gedung ini merupakan bekas kantor keuangan pabrik gula se-Karesidenan Pekalongan pada masa kolonial Belanda.

Untuk pengelolaannya, dibentuk Lembaga Museum Batik Pekalongan yang diketuai oleh Walikota Pekalongan (ex officio) selama periode lima tahun. Dalam periode lima tahun Lembaga Museum Batik Pekalongan berjalan, banyak terjadi perkembangan yang sangat signifikan. Salah satu yang paling utama adalah dikukuhkannya Batik Indonesia menjadi salah satu warisan budaya tak benda dunia dari Indonesia oleh UNESCO. Museum Batik Pekalongan menjadi salah satu pemrakarsa diakuinya warisan budaya tak benda tersebut. Selain itu, Museum Batik Pekalongan juga mendapatkan penghargaan dari UNESCO dalam hal best practice dalam rangka perlindungan warisan budaya dunia.

Pada tanggal 1 September 2011, Museum Batik Pekalongan ditetapkan menjadi museum negeri yang dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Museum Batik Pekalongan di bawah Dinas Perhubungan, Pariwisata, dan Kebudayaan (Dishubparbud) Kota Pekalongan. Ini terjadi setelah masa periode Lembaga Museum Batik Pekalongan berakhir. Yayasan Kadin Indonesia memutuskan untuk mengakhiri lembaga tersebut dan mengalihkan pengelolaan Museum Batik Pekalongan kepada Pemerintah Kota Pekalongan. Meskipun pengelolaan beralih kepada Pemerintah Kota Pekalongan, namun lingkup kehadiran koleksi Museum Batik Pekalongan tidak mengecil, melainkan masih dalam lingkup nasional di mana koleksi yang dikelola merupakan koleksi yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia.

Bahkan dalam hal prestasi, pada tahun 2012 Museum Batik Pekalongan berhasil mendapatkan penghargaan Citra Pesona Wisata Award sebagai pengelola wisata yang dikelola oleh Pemerintah Daerah dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kratif.

Sampai pada bulan April tahun 2016 koleksi yang disimpan di Museum Batik Pekalongan berjumlah 1230 koleksi, yang terbagi ke dalam jenis Batik Pedalaman, Pesisiran, Nusantara, Kontemporer, Nonbatik, dan Mancanegara. Koleksi yang dimiliki sebagian besar berasal dari sumbangan masyarakat. Karena kekhususan jenis koleksi yang disimpan, yaitu benda-benda yang berhubungan dengan batik, maka Museum Batik Pekalongan termasuk ke dalam jenis museum khusus.

Dalam menjalankan tugasnya, Museum Batik Pekalongan menentukan visi, misi, dan tujuan museum. Visi Museum Batik Pekalongan adalah terwujudnya Museum Batik Pekalongan sebagai wadah untuk menggali, melestarikan, dan mengembangkan batik sebagai warisan budaya bangsa Indonesia serta pusat informasi yang perlu dikembangkan, dibina, dan dipelihara keberadaannya. Sedangkan misinya adalah sebagai berikut:

  1. Mendorong masyarakat Indonesia untuk peduli terhadap keberadaan Museum Batik Pekalongan sebagai wujud turut serta dalam pelestarian budaya Indonesia.
  2. Mendorong minat pengusaha/perajin batik untuk terus menggali dan melestarikan motif batik.
  3. Melakukan kegiatan dokumentasi, penelitian, penyajian informasi dan mengkomunikasikannya kepada masyarakat agar dapat dimanfaatkan sepenuhnya bagi kepentingan masyarakat.
  4. Memperluas lapangan kerja dan pemasaran.

 

Tujuan yang hendak dicapai Museum Batik Pekalongan adalah sebagai berikut:

  1. Terwujudnya Museum Batik di kota Pekalongan menjadi tempat pelestarian batik sebagai warisan budaya Indonesia.
  2. Terwujudnya Museum Batik sebagai tempat tujuan wisata.
  3. Terwujudnya tampilan pameran batik yang informatif dan edukatif.
  4. Terwujudnya informasi batik yang dapat diakses oleh masyarakat.
  5. Terwujudnya minat masyarakat terhadap budaya batik Indonesia.
  6. Terbentuknya hubungan kerjasama dalam lingkungan internasional.